Di indonesia sendiri budidaya jamur merang pertama kali berkembang didaerah sentra produksi padi, antara lain Indramayu, Karawang, dan Bekasi. Sekarang hampir di setiap daerah bisa ditemukan pengusahanya. Bahkan dengan teknologi yang lebih modern.
Disebut jamur merang karena media tumbuhnya berupa merang, meskipun sebenarnya tidak mutlak memerlukan merang. Media tumbuh lain yang mengandung selulosa seperti karton, kertas, kapas, daun pisang kering, eceng gondok, ampas batang aren, ampas sagu, ampas tebu, kulit buah pala, dan limbah kelapa sawit, dapat digunakan. Spesies-spesies yang terkenal dari kelompok jamur merang antara lain Volvariella volvaceae, dan agaricus spp.
Kedua spesies ini sama-sama mendapat perhatian penuh dari pada pengusaha jamur. Pengusahaannya sudah dalam skala besar, dan diproduksi dalam berbagai bentuk, yakni segar dan dikalengkan.
Volvariellavolvacea
Jamur ini sering mewakili istilah jamur merang secara keseluruhan. Penyebarannya sangat luas karena mudah sekali dibudidayakan. Daerah beriklim panas dengan suhu 28-36 derajat merupakan kondisi yang paling cocok untuk pertumbuhannya.
Media tumbuh bisa berupa jerami, kapasecenggondok, daun pisang dan lain-lain. Lamanya pertumbuhan dari mulai penyebaran bibit sampai panen antara8-12hari. Sesuai dengan selera konsumen pemanenan biasanya dilakukan pada tingkat sebelum mekar, sedangkan yang sudah mekar tubuh buahnya hanya cocok untuk dijadikan ‘abon jamur’.
Volvariella volvacea dilihat dari warna tudungnya ada beberapa macam, putih bersih, abu-abu, dan hitam. Perbedaan warna warna itu bisadisebabkan oleh penggunaan bibitnya yang berbeda, atau karya masih laku dipasaran, karena konsumen punya selera sendiri-sendiri.
Tetapi untuk ekspor, jamur merang yang tudungnya hitamlah yang dicari.
Agaricus spp
Agaricus atau 'jamur bunga putih', termasuk kelompok jamur merang karena kesamaan media tumbuhnya, yakni jerami, kapas, ampas tebu, ampas aren, dan lain-lain. Spesiesnya sangat banyak, dari yang berwarna sangat putih, putih, sampai agak cokelat muda, kurang lebih berjumlah 142.
Misalnya yang cukup terkenal, yaitu Agaricus bitorquis (jamur bunga kancing/koharatake),A. bisporus (jamur bunga putih/tsukuritake), A. campestris (jamur bunga putih/haratake), A.placomycetes (haratake-tedoki), dan A.silvaticus (teriharatake). Dalam perdagangan, Agaricus hanya dikenal dengan nama champignon.
Champignon dibudidayakan khusus didaerah beriklim sejuk/dingin, karena ia menghendaki suhu antara 15-20 derajat C untuk pertumbuhannya. Itulah sebabnya champignon hanya bisa diusahakan dengan teknologi yang lebih tinggi, di kumbung-kumbung permanen yang diperlengkapi pendingin ruangan. Pertumbuhannya mermerlukan waktu sekitar 6 minggu, kemudian dipanen sebelum mekar.
Pemasarannya dalam bentuk segar bisa ke pasar-pasar swalayan, atau ke restoran internasional, dengan cara dikemas rapi dalam plastic seberat 500-1000 gram. Selain itu dapat juga diawetkan kering untuk ‘tepung jamur’, atau dikalengkan.